Selamat Datang

SELAMAT DATANG! Baru pertama kali di sini? Silahkan baca halaman Belajar Saham untuk mendapatkan semua ilmu di blog ini! :)

Sunday, June 3, 2012

Belajar Moving Average Saham

Moving average berguna untuk mengetahui arah trend sebuah saham. Selain itu, moving average juga berguna untuk mengetahui perubahan arah trend.

Sebelum membahas lebih jauh, gue akan menjelaskan sedikit tentang moving average (MA). Moving average adalah harga rata - rata sebuah saham dalam jangka waktu tertentu. Ambil contoh MA10. MA10 adalah harga rata - rata sebuah saham dalam jangka waktu 10 hari terakhir.

Lalu gimana cara menggunakan moving average untuk bermain saham?

Sebelum lanjut, mari kita lihat gambar berikut:

gambar: Chart CPIN


Melalui gambar di atas, kita dapat melihat ada 2 garis yang mengiringi perubahan harga saham CPIN. Masing - masing garis tersebut berwarna merah dan biru.

garis merah: moving average 10 (MA10)
garis biru: moving average 20 (MA20)

Di sisi kiri gambar, kita bisa melihat harga CPIN turun terus hingga bagian setengah lebih dari chart. Penurunan harga ini diikuti juga oleh garis MA10 dan MA20 yang ikut turun. Lalu di bagian akhir chart, harga mulai naik, diikuti juga oleh kedua garis moving average yang turut bergerak naik.

Lalu bagaimana menggunakan moving average untuk bermain saham?

Simplenya begini, di bagian yang dilingkari, kita bisa lihat garis merah (MA10) bergerak memotong garis biru (MA20). Kita sebut perpotongan ini dengan nama Golden Cross. (kalau gambar kurang jelas, klik gambar untuk memperbesar)

Golden cross merupakan tanda awal saham tersebut akan bergerak naik.

Kebalikan dari golden cross adalah Dead Cross. Di gambar di atas, Dead Cross dapat kita jumpai di sisi sebelah kiri gambar. Perbedaan Golden Cross dan Dead Cross cukup mudah. Pada Golden Cross, garis MA10 memotong MA20 dari bawah. Sedangkan pada Dead Cross, garis MA10 memotong MA20 dari atas.

Kalau dari contoh gambar di atas, harga pada saat golden cross terjadi adalah di harga 2.300. Kalau misalkan saja target kita adalah 10% dari modal, berarti kita akan keluar di harga 2.300 + (10% x 2.300) = 2.760. Kita bulatkan ke atas menjadi 2.800.

Harga 2.800 tercapai dalam waktu kira - kira 4 minggu kemudian.

Cukup mudah bukan?

Inti dari belajar garis moving average adalah: kita beli saat golden cross terjadi, dan kita jual saat dead cross terjadi.

Gak harus mutlak pakai aturan ini juga sih. Tidak 100% Golden Cross menandakan saham itu akan naik tajam. Dead Cross juga belum tentu berarti harga saham tersebut akan anjlok. Nah, untuk memperkuat strategi sederhana ini, kita perlu belajar mengenai Support dan Resistance. Dengan menggunakan support dan resitance, kita akan lebih mudah menentukan kapan kita harus cut loss, kapan kita harus mengambil keuntungan.

Belajar support dan resistance akan gue bahas di posting selanjutnya.

Thursday, May 17, 2012

Memprediksi Perubahan Trend


Memprediksi perubahan trend bisa diliat dari 3 gejala berikut:

1. Garis trend patah
2. Ada test harga dan gagal
3. Harga jatuh di bawah low sebelumnya

Dengan menggunakan 3 gejala di atas, kita bisa memprediksi perubahan trend 60% - 80% akurat.

Contoh berikut adalah contoh perubahan trend dari uptrend ke downtrend.

Garis Trend Patah


Gambar: ANTM - trendline broken

Di gejala yang pertama ini, harga menembus garis trend. Sebuah saham lebih sering menembus garis trend sebelum berubah trendnya menjadi downtrend. Di gejala yang pertama ini, kita bisa bersiap – siap untuk keluar apabila kita ada posisi di saham ini.

Test Harga dan Gagal


Gambar: ANTM - test and failure

Kita tahu kalo uptrend itu pasti membuat higher high dan higher low. Di gejala yang kedua ini, saham ini mencoba untuk membuat higher high tetapi gagal. Saham ini tidak lagi membuat higher high, tetapi belum membuat lower low.

Harga Jatuh di Bawah Low Sebelumnya


Gambar: ANTM - lower low

Harga saham ini akhirnya membuat lower low. Di sini kita dapat memastikan trend telah berubah. Saham ini telah membuat lower high dan lower low, yang menandakan saham ini sedang downtrend.

Oke untuk hasil akhirnya chart saham ANTM jadi begini. Bagian yang dilingkari adalah bagian 3 gejala terjadi.


Gambar: ANTM - chart terakhir

Untuk perubahan downtrend menjadi uptrend, kita bisa gunakan kebalikan dari 3 gejala di atas.

1.  Harga menembus garis trend turun. Garis trend downtrend bisa digaris dengan menghubungkan antara sederetan lower high.

2. Saham gagal untuk membuat lower low.

3. Harga saham membentuk higher low daripada titik low sebelumnya.

Prediksi perubahan trend ini tidak selalu benar. Ingat bahwa akurasi menggunakan 3 gejala di atas hanya 60% - 80% saja. Tetapi, dengan menggunakan 3 gejala di atas, kita bisa mengamankan profit dulu sebelum harga saham terus turun, atau kita bisa mendapatkan profit lebih besar bila kita memprediksi perubahan trend dari downtrend ke uptrend.

Wednesday, May 16, 2012

Le Squire Trada

Le Squire Trada. Apaan tuh? Game baru? Merek sepatu baru?

Bukan. Bukan. Bukan.

Le Squire Trada gak cuma sekedar nama yang gue pilih begitu saja. Le Squire Trada punya cerita sejarah tentang gue.

Ceritanya begini...

Di awal tahun 2012, gue masih menjadi seorang marketing sebuah bank swasta. Gue melakukan pekerjaan yang terus terang enak banget. Gue dapet gaji tetap tiap bulan. Gue dapet tunjangan asuransi. Bahkan buat imunisasi anak gue yang waktu itu masih berumur 6 bulan, ditunjang oleh bank tempat gue kerja. Gak ada yang lebih enak hidup seperti itu.

Hingga di akhir bulan Januari, datanglah sebuah tawaran dari seorang investor. Tawaran yang cukup menggiurkan. Tawarannya begini: gue dikasi duit, duit itu gak harus balik, kalo misal duit itu gue puter, keuntungan sepenuhnya buat gue. Tawaran yang tiada duanya di dunia ini!

Secara, investor itu bokap gue sendiri -____-

Oke, uang yang ditawarkan bokap gue gede banget untuk gue kala itu. Kalo dibandingin sama kerja di bank, mungkin butuh 10 tahun untuk ngumpulin duit segitu. Tapi, gue harus muterin itu duit di dunia yang sama sekali asing buat gue. Dunia saham.

Apaan tuh saham? Gue jadi investor buat perusahaan? Gue tinggal setor duit ke sebuah perusahaan terus gue tinggal tunggu deviden? Enak banget nih. Gue bisa hibernasi tiap hari. Makan gaji buta men!

Ternyata gue salah. Salah besar.

Yang dimaksud sama bokap adalah gue harus belajar seluk beluk saham. Mulai dari fundamental analisis, teknikal analisis, pengaruh pasar dunia, pengaruh pasar regional, pengaruh harga komoditi, pengaruh berita, isu saham, corporate action, bla bla bla bla bla..

JEGER!!! Sama aja gue kuliah lagi dong!?

Oke, gue gak se-cemen itu.

Alhasil, selama kurang lebih 1 bulan, gue melahap seluruh 'mata kuliah' per-saham-an. Mulai dari istilah - istilah, cara analisis, hingga strategi trading, semuanya!

Kalo diukur sama materi kuliah, harusnya gue butuh paling sedikit 2 semester. So, tau sendiri kan rasanya kepala gue? Gue hampir pingsan 7 turunan.

Nah, di sini sejarah Le Squire Trada dimulai.

Sambil gue belajar, gue kadang - kadang ngintip ke situs 9gag.com. Buat refreshing. Buat yang belum tau, elo bisa visit website itu, untuk sekedar liat - liat. Lumayan untuk mengisi waktu luang.

Dari baca - baca itu, gue jadi ingin punya gelar. Gelar kaya kerja di perusahaan orang lain gitu deh. Kan ada tuh yang namanya Sales Officer, atau Marketing Manager, atau apa lah.

Terciptalah Le Squire Trada.

Le dari bahasa Perancis (kalo gak salah). Bahasa Inggrisnya bisa jadi The.

Squire adalah pengawal Knight (Ksatria). Ceritanya, jaman dahulu kala, setiap knight punya squire. Entah disuruh bawa pedang lah, ngerawat kuda lah, ikut perang lah, macem - macem. Intinya squire ini adalah asistennya knight. Keuntungan jadi squire, kalo misalnya squire ini berjasa di sebuah pertempuran, squire ini bisa diangkat jadi knight.

Trada gue plesetin dari kata trader. Biar gak jadi terlalu akademis lah. Biar keren.

Dari kata - kata tersebut di atas, Le Squire Trada adalah seorang trader pemula. Krik Krik Krik.

Kalo kata kak Raditya Dika, anti klimaks.

Gak lah! Gak sesederhana itu kok. Le Squire Trada menggambarkan diri gue sebagai seorang pemula dalam bermain saham. Seorang pemula harus belajar dan terus belajar. Dan kalau misalnya gue lagi hoki, suatu saat nanti gue bisa jadi knight. Knight bagi gue adalah orang - orang yang sudah mahir di dunia saham. Warren Buffet misalnya.

Le Squire Trada gak boleh berhenti belajar. Mungkin 1 tahun ke depan, gue masih menjadi seorang squire. Mungkin saja sampe gue mati juga masih jadi squire. Gue bangga jadi seorang squire. Gue suka harus terus belajar. Sampai nanti akhirnya, apa yang gue pelajari bisa dipelajari juga oleh orang lain melalui blog ini.

Le Squire Trada

Saturday, May 5, 2012

Belajar Trend Saham


Apa itu trend?

Elo sudah baca bagian Elliot Waves kan? Nah, contoh saham ADRO adalah contoh uptrend. Uptrend adalah trend naik. Harga naik dari waktu ke waktu.

Kalau downtrend adalah kebalikan dari uptrend. Trend harganya turun. Harga turun dari waktu ke waktu.

Waktu belajar stages, kan ada 4 stages tuh. Nah, stage 2 adalah uptrend, dan stage 4 adalah downtrend.

Kesimpulannya, trend adalah arah pergerakan harga sebuah saham.

Karakteristik Uptrend dan Downtrend

Uptrend bisa kita ketahui dengan adanya harga lebih puncak lebih tinggi daripada harga puncak sebelumnya (higher high). Selain itu, harga dasar lebih rendah daripada harga rendah sebelumnya (higher low).

Downtrend adalah kebalikan dari uptrend. Harga puncak lebih rendah daripada harga puncak sebelumnya (lower high). Harga dasar lebih rendah daripada harga dasar sebelumnya (lower low).

Kalo digambar jadi begini:

Gambar: Uptrend dan Downtrend

Di pasar, ada 2 jenis saham yang bisa elo pilih buat main.

Saham yang terus – terusan naik...


Gambar: saham terus – terusan naik

Dan saham yang naik turun di situ – situ aja...


Gambar: saham yang naik turun di situ – situ aja

Dari 2 jenis saham tersebut, mana yang lebih cocok buat elo?

Kalo saham yang terus – terusan naik, penurunan / koreksi yang terjadi (ingat wave 2) biasanya cuma sebentar dan gak dalem. Bahasa analisis teknikal-nya: pullback. Pullback adalah penurunan sedikit, lalu dilanjutkan kenaikan harga ke level yang lebih tinggi.

Bagi yang mau masuk di saham jenis pertama, elo masuk di pullback.

Saham yang naik turun di situ – situ aja cocok untuk trader yang suka main jangka pendek. Elo bisa prediksi kapan harus masuk di harga berapa kan? Yup, di harga mendekati harga terendah sebelumnya.

Menggambar Garis Trend

Seni menggambar garis trend adalah seni yang paling mudah untuk dikuasai daripada seni yang lain. Daripada pilih seni memahat patung, gue lebih suka seni menggambar garis trend. Sumpah!

Caranya gampang. Elo tinggal cari sederetan harga dasar (low). Terus tinggal bikin garis yang menghubungkan harga low tersebut.


Gambar: Menggambar garis trend saham PGAS

Nah yang gue gambar pake garis putih adalah garis trend. Uptrend ditandai dengan garis trend yang mengarah ke kanan atas.

Bagi elo yang lebih suka jadi trader jangka panjang, menggambar garis trend bisa sangat berguna. Apabila harga menembus ke bawah garis trend, mungkin elo bisa mempertimbangkan untuk keluar dari saham tersebut. Elo bisa masuk lagi kalo harga menembus lagi ke atas garis trend.

Bagi gue, gak harus tiap saat harus menggambar garis trend. Biasanya gue pake barang yang paling dekat sama tempat gue duduk, lalu menggunakannya sebagai penggaris. Dan barang yang paling sering gue gunakan adalah bungkus rokok.

Semakin lama elo lihat berbagai macam chart saham, semakin mudah elo menentukan trend yang sedang dialami sebuah saham, tanpa harus menggambar atau menggunakan bungkus rokok.

Berikutnya, elo akan belajar gimana cara mudah memprediksi perubahan trend.

Friday, May 4, 2012

Belajar Elliot Waves


Elliot waves adalah sebuah struktur yang menjelaskan bagaimana sebuah saham bergerak. Semua saham yang ada cenderung bergerak dalam bentuk lima arus (waves) yang terdiri dari wave kenaikan dan wave penurunan.

Yang harus diperhatikan di Elliot Waves adalah wave kenaikan pertama. Di wave pertama ini, setiap trader profesional akan memasang mata pada saham incaran mereka. Setelah wave pertama, akan ada wave kedua yang berupa wave penurunan. Nah wave ke dua yang merupakan wave penurunan inilah kita masuk.

Untuk lebih jelasnya, lihatlah gambar berikut.


Gambar: Elliot Waves

Wave Pertama

Elliot Waves terdiri dari lima waves. Di mana waves pertama membentuk harga lebih tinggi (new high) daripada puncak harga sebelumnya. Ini merupakan sinyal saham tersebut kemungkinan besar akan berubah trend dari downtrend ke uptrend.

Wave Kedua

Lalu di wave ke dua, harga akan membentuk harga terendah baru (new low) yang lebih tinggi daripada harga terendah sebelumnya. Di sini kita masuk. Nanti gue jelasin pake chart ADRO yang gue pake di halaman Belajar Stages.

Wave Ketiga

Wave ketiga ini biasanya lebih panjang, dan lebih kuat daripada wave yang lainnya. Kenaikan yang terjadi sangat tajam. Trader yang baik akan bertahan sampai wave ini sampai di puncaknya. Wave ketiga ini adalah wave favorit gue.

Wave Keempat

Trader yang telat masuk di saham yang sudah sampai di wave keempat ini akan merasa kecewa karena harga saham turun.

Wave Kelima

Walaupun mengalami kenaikan, tetapi wave kelima merupakan kekuatan beli terakhir sebelum akhirnya saham ini menuju ke downtrend.

Untuk downtrend, Elliot Waves tinggal dibalik aja. Penurunan terjadi dari wave kelima lalu berakhir di wave pertama.

Contoh Elliot Waves di saham ADRO


Gambar: Chart ADRO

Wave 1: Ada kenaikan hingga di harga 1820 – 1830
Wave 2: Penurunan terjadi hingga di harga 1770 – 1780
Wave 3: Kenaikan tajam hingga di harga 2000 ke atas
Wave 4: Penurunan harga hingga di harga 1870 – 1880
Wave 5: Kenaikan terakhir hingga di harga 1970 – 1980

Seandainya memakai pola Elliot Waves, kita akan masuk di Wave 2. Taruh kata kita tidak bisa memprediksi penurunan terdalam dan akhirnya masuk di harga 1800. Lalu 3 minggu kemudian (di gambar kira – kira minggu ke 1 atau ke 2) harga mencapai puncaknya di angka 2025) kita jual saham kita. Taruh kata kita jual di angka 2000 karena gak tau bakal bisa naik lagi ke 2025.

Total profit yang didapat:

Harga jual – Harga beli = 2000 – 1800 = 200 (10% lebih dari harga 1800)

Dibulatkan saja ke bawah menjadi 10%. Kalau modal kita 50.000.000 (lima puluh juta), dan kita hanya menggunakan 20.000.000 saja untuk membeli saham ADRO ini, maka dalam waktu kurang dari 1 bulan kita akan mendapatkan keuntungan 2.000.000 (dua juta rupiah).

Well, jumlah yang lebih tinggi daripada gaji sebulan waktu gue kerja di sebuah bank swasta di tahun 2009 lalu.

Pertanyaan tentang: Apakah itu uptrend? Apakah itu downtrend? Akan gue bahas di posting berikutnya tentang trend.

Belajar Menggunakan Stages


Untuk bisa trading dengan baik, elo harus tahu dan mengerti tahapan (stages) yang ada di setiap saham. Stages akan ngasi tau kapan elo belanja, dan kapan elo harus jualan.

Sekali elo tau saham itu ada di stages tertentu, elo bisa bertindak untuk menghasilkan untung.

Ini gue kasi gambar tentang stages.



Gambar: Stages

Oke, gue gak pinter gambar pake komputer. Tapi paling gak, di sini elo bisa tau gambaran jelasnya. Kaya gambar anak TK? Yeah, emang kaya gambaran anak TK. Hikz.

Stage Satu

Di stage satu, saham ini telah mengalami penurunan trend berkesinambungan dari waktu yang lalu. Para penjual sudah selesai jualan. Gak ada yang suka sama saham ini (mungkin karena banyak yang rugi). Tetapi, trader profesional malah mulai mengumpulkan saham ini. Mereka lebih tau bahwa ini saat yang tepat untuk belanja, mumpung harganya murah!

Stage Dua

Setelah masa penantian di stage satu, saham ini mulai merangkak naik dan membuat kenaikan trend. Banyak orang yang gak percaya saham ini naik. Atau bisa juga orang – orang tersebut masih takut untuk masuk ke saham ini (mungkin karena trauma rugi setelah menjual di stage satu). Bisa dibilang juga, masih banyak orang yang benci sama saham ini. Beberapa trader profesional masih belanja di stage ini.

Stage Tiga

Akhirnya, stage dua berakhir. Para trader profesional sudah selesai belanja. Dan kenaikan harga mulai landai, tidak setajam waktu di stage dua. Sayangnya, trader pemula baru masuk di stage tiga ini. Sementara trader pemula sedang asik – asiknya belanja di stage ini, trader profesional sedang senyum – senyum memandangi untung yang ada di portfolio mereka, sambil menjual sedikit demi sedikit saham yang mereka punya. (Mengakulah wahai trader profesional yang sedang baca blog ini!)

Stage Empat

Setelah para trader profesional sudah selesai menjual sahamnya, harga perlahan – lahan mulai turun. Parahnya, banyak orang yang gak percaya penurunan trend mulai terjadi. Secara fundamental, saham ini masih bagus. Banyak orang masih cinta sama saham ini. Penurunan yang terjadi hanya dianggap ‘koreksi sehat’. Mereka mengira kalo saham ini bakal naik lagi.

Di sinilah banyak trader nyangkut. Mereka terlanjur beli di harga tinggi. Karena tidak percaya saham ini sedang ada di dalam masa downtrend, mereka gak mau jual. Kenyataan yang terjadi: harga saham ini turun terus! Fenomena yang terjadi: mereka menamai diri mereka nyangkuterz atau jual rugi (bukan cut loss, tapi rugi banyak, melukai keuangan mereka) dan keluar dari pasar saham dengan kepala tertunduk.

Ini satu contoh buat elo:


Gambar: Chart ADRO

Stages ini terjadi secara berulang – ulang. Baik di chart harian, mingguan, atau tahunan.

Kesimpulannya:

Stage satu: elo belanja

Stage dua: elo diem tanpa transaksi, sambil nunggu harga di puncak

Stage tiga: elo mulai jual saham elo di harga tinggi

Stage empat: elo udah gak punya saham ini dan menunggu hingga saham ini sampe di stage satu berikutnya

Kelihatannya simpel, tapi di setiap stage, ada yang namanya arus (waves). Elo bisa belajar tentang waves di halaman Belajar Pola Elliot Waves.

Gak susah banget kan belajar saham buat elo? Gue percaya sebagian besar dari elo bilang: lebih mending belajar ini daripada belajar fisika atau kimia di sekolah. Hahaha.